Rabu, 06 Juli 2011

Penyesalan

Setiap orang pasti pernah merasakan penyesalan. Tetapi penyebab rasa penyesalan dan bagaimana cara menghadapinya, pastilah setiap orang tidak akan sama antara satu dengan yang lain. Termasuk rasa penyesalan apa yang paling disesalkan dan bagaimana bisa keluar dari perasaan sesal tersebut agar tidak sampai berlarut-larut.


Pada umumnya penyesalan itu datangnya belakangan. Artinya, perasaan tersebut muncul akibat adanya tindakan dan perbuatan sebelumnya, atau malah sebelumnya tidak berbuat apa-apa. Tindakan yang salah atau yang dianggap tidak semestinya bisa menjadi penyebab munculnya rasa sesal. Akan tetapi tidak berbuat apa-apa juga bisa menyebabkan penyesalan. "Ah, seandainya aku tadi mau melakukannya, pasti tidak akan seperti ini jadinya," umpamanya.

Memang tidak dapat dipungkiri, kalau dalam bertindak kita harus selalu berhati-hati, penuh perhitungan, dan juga telilti. Dalam cerita pewayangan tokoh Sumantri juga mempunyai rasa penyesalan yang amat sangat, maksudnya hanya ingin menakut-nakuti adiknya, Sukasrana, agar menyingkir dari kompleks Taman Sriwedari. Namun karena kurang berhati-hati, keris yang digunakan untuk menakut-nakuti justru malah mengenai tubuh adiknya, hingga Sukasrana meninggal dan bersumpah akan membalas dendam.

Begitu juga dengan Resi Bisma, yang juga bermaksud hanya untuk menakut-nakuti Dewi Amba supaya pergi. Ternyata Dewi Amba malah bertindak nekat dengan menubruk keris yang ada di tangan Resi Bisma hingga tewas.

Sumantri dan Bisma memang menyesal. Namun rasa penyesalan itu harus ditebus dengan sumpah dari kedua korbannya, Sukasrana dan Dewi Amba, dimana keduanya akan menjemput kematian orang yang membunuhnya.

Memang, seharusnya penyesalan itu harus disertai dengan ucapan "Ya sudah, memang sudah terlanjur mau bagaimana lagi. Disesali toh tidak akan kembali lagi".

"Lila lamun kelangan nora gegetun sarta trima yen kataman, saserik sameng dumadi kanthi trilegawa nalangsa srahing Gusti", begitulah prinsip yang harus dipegang teguh untuk menyikapi adanya rasa penyesalan. Seperti halnya lagu berikut ini:

patitising lakunira,
waskitheng lampahireki,
samubarang pinikirna,
tan grusa-grusu sayekti,
tinimbang kang taliti,
tumindak tan kumawantun,
angger purun lan sagah,
tan wurung wekasan tuni,
mangka getun keduwung nora piguna..

lamun sira darbya sedya,
ywa kadereng hardaneki,
lumuh aglis kalakyanta,
lupa daksina myang paksi,
tan wruh jantraning margi,
ngangsa lir wataking diyu,
luhung ris linimbanga,
mirid kaoting tyasreki,
jinumbuhna klawan sanggya kawikanta..


 
Teruntuk rasa penyesalan terbesarku : Sayyidatu Atqiyya (6 September 2010 - 6 Oktober 2010), maafkan ayahmu nak, semoga kelak nanti kamu akan menjemput kami di pintu surga, amin..