Penyesatan akidah dan kekufuran yang dilakukan umat Nabi Nuh As, mendatangkan azab dari Allah SWT berupa banjir besar yang menenggelamkan sebagian permukaan bumi, sebuah peristiwa dahsyat yang terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia.
Nabi Nuh as diutus oleh Allah SWT di daerah Selatan Irak. Dakwah nabi Nuh as selama seribu tahun kurang lima puluh tahun (950 tahun) mendapatkan ejekan dan penolakan yang sangat keras dari kaumnya, bahkan dari istri dan anaknya. Berawal dari pembuatan gambar dan patung orang-orang shaleh untuk tujuan menambah aktivitas ibadah, penyimpangan pun berkembang menjadi penyembahan berhala.
Kesombongan dan tantangan mereka terhadap siksaan dan azab yang senantiasa disampaikan nabi Nuh as pun dijawab oleh Allah SWT. Hujan lebat dan semburan mata-mata air dari dalam bumi menimbulkan bencana air bah yang dahsyat. Kaum yang semula mengejek dan menghina nabi Nuh as pun tenggelam. Termasuk Kan’an, anak nabi Nuh as yang tidak mau beriman kepada Allah SWT.
Nabi Nuh as dan para pengikutnya yang beriman diselamatkan Allah SWT dalam sebuah bahtera besar, yang juga mengangkut berjenis-jenis hewan berpasangan, hingga berlabuh di atas gunung tinggi (Judi).
Sejumlah penelitian menuliskan banjir besar pada zaman Nabi Nuh as telah menenggelamkan wilayah Irak, Iran, dan Turki serta telah menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk bumi dari selatan ke utara. Eksplorasi lain menemukan material yang menyerupai perahu tertimbun di Jazirah Ibnu Umar, bagian timur Turki. Ditemukan di atas ketinggian 7000 kaki dari permukaan laut (1.134 m), perahu dengan panjang 137,1 meter, lebar 22,85 meter, dan berusia lebih dari 100.000 tahun ini dikatakan sebagai bahtera Nabi Nuh As. Sebuah penemuan terbesar di dunia, setelah penemuan mumi Fir’aun.