Kamis, 16 Agustus 2012

Si Kecil Husni

Namanya Husni, anak panti asuhan di sudut kotaku yang dingin. Masih kelas 2 SD tapi nakalnya sudah naudzubillah. Kalau menceritakan kenakalannya mungkin akan membuat kita bertanya ada apa dengan anak ini. Suatu hari pernah hanya karena kakaknya di panti yang sudah SMA menaruh sambal dipiringnya, sang kakak ditusuk pakai garpu hidungnya hingga masuk rumah sakit.

Suatu hari ketika saya mendapat piket mengawasi mereka sebelum tidur, saya menemukan pipa besi di bawah bantalnya. Ternyata pipa itu akan digunakan memukul kakak pantinya yang menjewernya tadi sore karena dia disuruh mandi tidak mau. Saya bener2 tidak habis pikir bagaimana merubah perilaku anak ini, sampai suatu hari saya benar2 jengkel. saya keluhkan semua tentang dia ke kepala panti yang sekaligus menjadi pengasuh mereka. Pak Kholik namanya. Bapak buat anak2 panti itu. Orang tua pensiunan pegawai kabupaten yang saya hormati. saya anggap orangtua sekaligus guru.

Sesudah shalat isya masih di musholla saya tumpahkan kejengkelan saya ke pak Kholik. Sesudah menceritakan semuanya saya bertanya "Kalau memang doa anak yatim itu selalu dikabulkan ALLAH..kira2 kalau anaknya seperti husni dikabulkan tidak"?. Pak Kholik tampak kaget, ada guratan marah di wajahnya..tetapi tiba2 kemarahan itu menjadi senyum. Beliau lalu berdiri dan mengatakan sesuatu dalam bahasa jawanya yang kental."susah lek kabeh kudu nganggo bukti, tak dungakno awakmu paringi weruh" (susah kalau semua harus pakai bukti, saya doakan kamu kamu di beritau/diperlihatkan bukti). Beliu pun meninggalkan saya dengan senyumnya.

Pagi itu saya di ruang makan mengawasi mereka makn pagi. Seperti biasa mereka boleh mengambil nasi sesuka mereka, lalu mereka ke semacam loket untuk mendapatkan jatah lauk. Tiba giliran husni keloket, dia menodorkan piringnya dan si mbok di dapur memberinya tahu goreng, lauk untuk pagi itu sama seperti yang lain. Tiba tiba tampak kemarahan di wajahnya. dia berteriak "setiap hari sarapan tahu, boseeen!!" sambil melemparkan peringnya ke udara. nasi beserta lauk tahu berserakan dilantai. Husni lari mengambil tas dan berangkat sekolah. saya terkejut, diam hanya bisa menahan nafas marah.

Sambil menyapu membersihkan lanatai saya berpikir apa yang akan saya lakukan jika dia pulang nanti. Tiba2 saya mendengar suara sepeda motor berhenti di depan kantor panti yang sebenarnya adalah garasi. saya buru2 menyelesaikan pekerjaan saya dan berlari kedepan kantor. dua orang pengendara motor turun sambil membawa 2 tas plastik besar. Tanpa di persilahkan dua orang ini langsung masuk sambil bilang "mas ini ada sumbangan dari panti asuhan Panjura (panti asuhan milik kepolisian di kotaku). sayapun mempersilahkannya masuk.

Seperti biasa setiap ada sumbangan apapapun saya akan mebuatkan ucapan terimakasih 2 rangkap, satu untuk mereka dan satu untuk arsip. Ucapan terima kasih itu ditandatangani kepala panti. sayapun ke pak Kholik dan meminta dua tanda tangan dari beliau.Tamda ucapan terimakasih saya berikan kepada dua orang tadi dan satu saya masukkan ke arsi. Tiba2 saya mendengar suara pak Kholik meanggil nama saya. sayapun datang ke beliau. saya di suruh duduk di depannya. dan beliau mulai bicara.

Pak Kholik : Tadi malam kamu bertanya apakah doa anak seperti yatim husni dikabulkan ALLAH atau tidak.
Saya : iya.
Pak Kholik :Kamu lihat tadi dia marah karena apa?
saya : karena bosen sarapan pagi pakai tahu.
Pak Kholik : Lalu apa yang kamu terima baru saja ?
saya : 30 kg daging sapi.


Saya terkejut dengan jawaban saya sendiri..saya terdiam..menunduk, merasa
bersalah, berdosa, malu, .takut semua menjadi satu. Buru buru saya ambil
tangan kanan orang tua itu, menciumnya dan meletakkan di dahi, minta maaf.. berterima kasih. "nanti malam saya akan pulang". kata saya. Pak Kholik
tersenyum, berdiri dan mengacak2 rambut saya.


Sejak saat itu semua hal tentang anak yatim benar2 berbekas dihati saya. Pertanyaan tentang apakah doa anak yatim nakal seperti husni di dengar ALLAH atau tidak sudah terjawab dan benar2 mewarnai hidup ini hingga sekarang.

"JIKA MARAH SAJA DI DENGAR ALLAH, APALAGI JIKA DIA BERDOA"