Rabu, 01 Agustus 2012

Abu Raihan Al Biruni, Sang Guru Segala Ilmu

Jakarta - “Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.” (QS. Al Hadid [57]: 25).

Hasil pengamatan dan percobaannya terangkum dalam 200 buku lebih, atau setara dengan 13 ribu lembar folio, melebihi jumlah tulisan Galileo dan Newton bila keduanya digabungkan.

Penguasaannya dalam berbagai ilmu pengetahuan menjadikan Abu Arrayhan Muhammad Ibnu Ahmad al-Biruni (973-1048 M) dijuluki sebagai usadz fil ulum atau guru segala ilmu. Sejak usia 17 tahun, beliau telah melakukan pengamatan serius di bidang astronomi, yaitu menghitung garis lintang Kath melalui pengamatan ketinggian maksimum matahari.

Belum genap 22 tahun, al-Biruni telah menulis sejumlah kertas kerja, namun sebagian besar hilang ditelan sejarah. Salah satu karya beasr al-Biruni dalam bidang geologi adalah Kitab al-Jamahir yang mendeskripsikan lebih dari 100 mineral lengkap dengan varian, genesa, karakteristik dan nilai ekonomisnya. Kitab ini memuat data berbagai cadangan mineral yang ada di Cina, India, Sri Lanka, Eropa Tengah, Mesir, Mozambiq dan kawasan Baltik.

Sumbangannya terhadap ilmu dan peradaban India amat besar, salah satunya adalah Kitab al-Hind, yang menjadi rujukan para penelitia India hingga hampir 6 abad setelahnya. Beliau mengupas secara rinci beragam kondisi geografis, sosial, budaya, keagamaan dan bahasa masyarakat India, termasuk menciptakan kaidah penggunaan angka-angka India. Beliau juga melakukan pengamatan dan menyimpulkan bahwa fosil-fosil yang ada di lapisan batuan di India tersebut berasal dari laut yang terbentuk di lautan, sebuah penemuan yang dilakukan oleh Leonardo da Vinci 500 tahun kemudian.

Di bidang astronomi, ia menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, menghitung keliling bumi dan menentukan secara ilmiah arah kota Mekkah dari berbagai tempat di dunia.

Dedikasinya yang total bagi ilmu pengetahuan tercermin dari penolakkannya terhadap penghargaan Sultan yang berkuasa pada saat itu, berupa ribuan mata uang perak yang dibawa oleh 3 ekor unta. Dengan sopan al-Biruni berkata, “Saya mengabdi terhadap ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan itu sendiri, dan bukan demi uang.”

Wallahu a’lam bish-shawab

*Tim penulis detikRamadan dari PT Asuransi Takaful Keluarga



(detikRamadhan)