Rasulullah saw bersabda, "Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan tempat untuk shalat) kecuali pekuburan dan kamar mandi." (HR Ahmad). Artinya, bahwa umat Islam boleh di mana pun untuk salat, kecuali di dua tempat di atas, yakni di atas kuburan dan yang bernajis. Di luar itu, umat Islam bisa salat di mana pun. Tidak ada alasan untuk tidak salat, karena tidak ada masjid.
Maka Nabi Muhammad saw menjanjikan bahwa barangsiapa membangun masjid dengan ikhlas, maka Allah SWT akan menyediakan tempat yang indah di surga. “Barang siapa membangun masjid dengan mengharapkan wajah Allah, sungguh Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di jannah/surga.”
Selain membangun masjid, umat Islam pun diperintahkan untuk gemar memakmurkan masjid. Pada masa awal pembangunan masyarakat di Madinah, beliau memulainya dengan membangun masyarakat yang cinta masjid.
Apabila kita datang ke masjid, berarti kita sedang bertamu kepada Allah SWT. Karena sohibul baytnya adalah Allah SWT. Maka yang menerimanya bukan pengurus masjid, tapi Allah SWT. Hidangannya dari Allah berupa Rahmat Allah, berkah Allah, dan maghfirah Allah.
Orang yang memakmurkan masjid pun akan mendapatkan hidayah Allah. Dalam QS At-Taubah: 18, yang artinya, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Salat fardhu yang paling baik adalah salat fardhu yang dijalankan di masjid. Zikir yang paling baik adalah zikir di masjid. Tobat yang paling efektif adalah di masjid. Silaturahmi yang paling baik juga ketika silaturahmi di masjid. Oleh karena itu, kita perlu menjadi hamba-hamba yang cinta masjid. Keluarga kita pun diarahkan untuk menjadi ahlul mesjid.
Mereka yang memakmurkan dan hatinya terpaut ke masjid, kelak akan mendapat tempat khusus, naungan khusus di akhirat, pada saat tidak ada naungan yang lain.
Masjid adalah rumah Allah. Kalau kita sering datang ke masjid dan berdialog melalui ibadah, maka Allah akan mencintai hamba-Nya yang mencintai masjid.
KH Miftah Faridl : Ketua MUI Kota Bandung - Dewan Syariah DPU Daarut Tauhiid
Selain membangun masjid, umat Islam pun diperintahkan untuk gemar memakmurkan masjid. Pada masa awal pembangunan masyarakat di Madinah, beliau memulainya dengan membangun masyarakat yang cinta masjid.
Apabila kita datang ke masjid, berarti kita sedang bertamu kepada Allah SWT. Karena sohibul baytnya adalah Allah SWT. Maka yang menerimanya bukan pengurus masjid, tapi Allah SWT. Hidangannya dari Allah berupa Rahmat Allah, berkah Allah, dan maghfirah Allah.
Orang yang memakmurkan masjid pun akan mendapatkan hidayah Allah. Dalam QS At-Taubah: 18, yang artinya, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Salat fardhu yang paling baik adalah salat fardhu yang dijalankan di masjid. Zikir yang paling baik adalah zikir di masjid. Tobat yang paling efektif adalah di masjid. Silaturahmi yang paling baik juga ketika silaturahmi di masjid. Oleh karena itu, kita perlu menjadi hamba-hamba yang cinta masjid. Keluarga kita pun diarahkan untuk menjadi ahlul mesjid.
Mereka yang memakmurkan dan hatinya terpaut ke masjid, kelak akan mendapat tempat khusus, naungan khusus di akhirat, pada saat tidak ada naungan yang lain.
Masjid adalah rumah Allah. Kalau kita sering datang ke masjid dan berdialog melalui ibadah, maka Allah akan mencintai hamba-Nya yang mencintai masjid.
KH Miftah Faridl : Ketua MUI Kota Bandung - Dewan Syariah DPU Daarut Tauhiid