Nama lengkapnya Abu Zakariyya Yuhanna Ibnu Masawayh, populer dengan julukan Ibnu MAsawayh, namun orang BArat memanggilnya Mesue. Beliau adalah seorang dokter yang termasyhur pada abad kesembilan Masehi yang telah berperan besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan pada masanya dengan upaya penerjemahan karya-karya Yunani. Ia adalah pelopor dalam meletakkan dasar-dasar farmasi Islam dan berhasil membuat sejumlah simplisia aromatik.
Saat itu, ia telah berhasil mengumpukan sekitar 30 simplisia, lengkap dengan metode pengamatan dan diagnosis fisik terhadap efek farmakologisnya. Ghaliyyah atau pencampuran aromatik juga telah dipraktekkan dalam terapi aromatik dan proses pembuatan parfum. Kamper yang dibawa oleh para pedagang India dari China dijadikan sebagai bahan baku obat. Berbagai rempah-rempah dijadikan bahan penelitian serta dikembangkan menjadi bahan parfum dan bahan dasar ramuan obat herbal.
Ibnu Masawayh tak berhenti dengan hanya mengadakan penelitian terhadap berbagai tanaman untuk dijadikan bahan obat.. Sebagai seorang fisikawan, ia sangat memahami sifat-sifat alamiah dari berbagai tanaman yang dapat digunakan untuk penyembuhan melalui metodologi empiris dan analogi. Penemuannya yang sangat terkenal adalah metode "diet" sebagai metode penyembuhan tanpa obat, sebagaimana termuat dalam bukunya yang berjudul Al-Mushajjar al-Kabir. Pengembangannya pada metode diet telah memberikan alternatif pengobatan dengan cara lain. Pasien-pasiennya sering menganggap dia sebagai dokter spesialis diet. Ia mempelajari secara serius berbagai makanan dan minuman yang dapat mendukung program diet.
Kontribusinya juga terbilang penting dalam bidang pengembangan farmasi dan farmakologi. Salah satu karya Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut cara pengobatannya melalui obat-obatan serta diet. Ada dua buah karya penting Ibnu Masawayh berbahasa Arab yang terkenal yaitu an-Nawadir al-Thibbiyya (sebuah kumpulan catatan media), serta Kitab al-Azmina (sebuah deskripsi tentang berbagai ragam musim sepanjang tahun). Lebih dari itu, terdapat juga karya-karya Ibnu Masawayh yang ditulis dalam bahasa Latin, yakni Mesue--sebuah karya yang memperoleh penghargaan di Eropa.
Sampai pada abad kelima belas, seorang ahli kedokteran Barat bernama Petrus Gulosinus berpendapat bahwa kitab Mesue mengandung banyak butir-butir mutiara pengetahuan serta memberi kepuasan sebagai sebuah bahan pelajaran. Sebaliknya, terdapat pula beberapa sarjana seperti Lecrere, yang kadang meragukan Ibnu Masawayh dalam kitab Mesue-nya. Namun demikian, para pembacanya di Barat tetap tertarik pada Ibnu Masawayh sebagai seorang dokter praktik yang ulung.
Lebih jauh sebelumnya, ilmuwan Islam lainnya yaitu ar-Razi bahkan memuji jasa-jasa Ibnu Masawayh dalam karyanya Contines. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya rujukan yang dikutip dari bukunya, khususnya tentang praktik-praktik medis di samping dua buah kitab lain yang juga ia gunakan. Kedua kitab tersebut adalah Book of Fevers (Kitab tentang Demam) yang merupakan sebuah duplikat dari karya Hippocrates (Kitab al-Humayyat) dan Kitab al-Adwiya al-Munakkiya. Kedua buku tersebut adalah kitab-kitab karangan Ibnu Masawayh yang juga laris di Abad Pertengahan.
Sumber: buku '99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern'
Ibnu Masawayh tak berhenti dengan hanya mengadakan penelitian terhadap berbagai tanaman untuk dijadikan bahan obat.. Sebagai seorang fisikawan, ia sangat memahami sifat-sifat alamiah dari berbagai tanaman yang dapat digunakan untuk penyembuhan melalui metodologi empiris dan analogi. Penemuannya yang sangat terkenal adalah metode "diet" sebagai metode penyembuhan tanpa obat, sebagaimana termuat dalam bukunya yang berjudul Al-Mushajjar al-Kabir. Pengembangannya pada metode diet telah memberikan alternatif pengobatan dengan cara lain. Pasien-pasiennya sering menganggap dia sebagai dokter spesialis diet. Ia mempelajari secara serius berbagai makanan dan minuman yang dapat mendukung program diet.
Kontribusinya juga terbilang penting dalam bidang pengembangan farmasi dan farmakologi. Salah satu karya Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut cara pengobatannya melalui obat-obatan serta diet. Ada dua buah karya penting Ibnu Masawayh berbahasa Arab yang terkenal yaitu an-Nawadir al-Thibbiyya (sebuah kumpulan catatan media), serta Kitab al-Azmina (sebuah deskripsi tentang berbagai ragam musim sepanjang tahun). Lebih dari itu, terdapat juga karya-karya Ibnu Masawayh yang ditulis dalam bahasa Latin, yakni Mesue--sebuah karya yang memperoleh penghargaan di Eropa.
Sampai pada abad kelima belas, seorang ahli kedokteran Barat bernama Petrus Gulosinus berpendapat bahwa kitab Mesue mengandung banyak butir-butir mutiara pengetahuan serta memberi kepuasan sebagai sebuah bahan pelajaran. Sebaliknya, terdapat pula beberapa sarjana seperti Lecrere, yang kadang meragukan Ibnu Masawayh dalam kitab Mesue-nya. Namun demikian, para pembacanya di Barat tetap tertarik pada Ibnu Masawayh sebagai seorang dokter praktik yang ulung.
Lebih jauh sebelumnya, ilmuwan Islam lainnya yaitu ar-Razi bahkan memuji jasa-jasa Ibnu Masawayh dalam karyanya Contines. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya rujukan yang dikutip dari bukunya, khususnya tentang praktik-praktik medis di samping dua buah kitab lain yang juga ia gunakan. Kedua kitab tersebut adalah Book of Fevers (Kitab tentang Demam) yang merupakan sebuah duplikat dari karya Hippocrates (Kitab al-Humayyat) dan Kitab al-Adwiya al-Munakkiya. Kedua buku tersebut adalah kitab-kitab karangan Ibnu Masawayh yang juga laris di Abad Pertengahan.
Sumber: buku '99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern'