Uqbah bin Nafi lahir satu tahun sebelum Hijriah. Ia dengan Amru bin Ash merupakan saudara seibu. Nasab Uqbah bin Nafi masih bertemu dengan Rasulullah dari Fiqhr bin Malik. Uqbah bin Nafi adalah sesosok pemuda yang pandai mengendarai kuda, pemberani dan sangat taat pada Alquran dan Rasulullah. Uqbah berasal Bani Fihr, yang terkenal masyarakatnya pandai menaiki kuda dan berani.
Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab, dia ikut berperang bersama Amru bin Ash dalam misi pembebasan Syam, bahkan Amru bin Ash menjadikan dia garda depan dalam pasukanya. Uqbah bin Nafi membuktikanya dengan banyak menumpas Musuh.
Pembebasan Mesir dan Lybia
Meskipun jumlah pasukan Amru bin Ash sedikit, namun mampu mengalahkan Pasukan Romawi sehingga Mesir di kuasai pasukan Muslimin. Hal tersebut tidak lain karena keikutsertaan Uqbah bin Nafi yang dikenal pandai berperang. Pada saat Amru bin Ash bergerak ke Alexandria, maka Uqbah memilih menjaga perbatasan Mesir guna menghadang jika pasukan Romawi kembali ingin mengusai Mesir.
Pada tahun 21 H, Amru bin Ash berhasil membebaskan Burqah secara damai dan para penduduknya dibebankan membayar Jizyah. Setelah membebaskan Burqah lalu Amru bin Ash bergerak ke daerah sekitar Burqah seperti Tripoli barat hingga Waddan dan Shabrah. Di bawah pasukan Amru bin Ash, pasukan muslim berhasil membebaskan Zuwailah secara damai dengan syarat mereka membayar jizyah.
Uqbah menetap di Burqah
Uqbah menetap di Burqah selama empat tahun dikarenakan ingin mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Burqah. Selain itu, Khilafah Umar juga menginginkan pasukan muslim agar jangan terlalu masuk ke Afrika dulu. Mereka di perintahkan agar beristirahat dulu guna mengumpulkan tenaga dan bantuan. Namun Khalifah Umar kemudian wafat digantikan Utsman bin Affan dan Utsman bin Afan memecat Amru bin Ash yang pada waktu itu menjabat Gubernur Mesir dan menggantinya dengan Abdullah bin Sa'id.
Pada saat Abdulah bin Sa'id menjabat Gubernur Mesir, dia mengirim surat kepada Khalifah Utsman bin Affan agar memberi izin untuk membebaskan Afrika. Gagasan tersebut didukung Khalifah Utsman bin Affan sehingga dikirimlah Ibnu Sarah pada tahun 26 H, untuk membebaskan Afrika. Dia bergerak ke Burqah membawa pasukan 20.000 orang dan bergabung dengan Uqbah bin Nafi yang sudah lama tinggal di Burqah, kemudian mereka bersama-sama bergerak ke Tripoli Barat. Di sana pasukan Muslim dengan Romawi terjadi pertempuran sengit hingga dimenangkan pasukan Muslimin. Setelah memenangkan pertempuran itu, Ibnu Sarah kembali ke Mesir dan Uqbah kembali ke Burqah.
Melanjutkan Ekspedisi
Uqbah bin Nafi tinggal di Burqah daerah perbatasan Afrika guna menjaga wilayah Afrika yang sudah dikuasai Muslim. Uqbah bin Nafi pun melakukan misinya dengan menertibkan suku-suku Barbar yang melanggar perjanjian dan membangkang. Dia tidak mau kompromi dengan para pembangkang karena Allah tidak pernah mau kompromi seperti dalam firmannya: "bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat masjid Haram. Maka selama mereka berlaku lurus kepadamu, hendaknya kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa." (At-Tubah (9):7)
Pada tahun 42 H, Uqbah melanjutkan ekspedisi ke kota Gadamis, dan berhasil mengusainya, setelah itu kota tersebut diserahkan kepada Umar bin Ali Al-Qurasyi dan Zuhairi bin Qais Al-Balwi. Kemudian Uqbah bin Nafi melanjutkan ekspedisi ke suku Waddan yang kembali murtad setelah sekian lama kaum Muslimin meninggalkanya. Karena terjadi perlawanan dari Suku Waddan maka terjadilah peperangan hingga Raja Suku Waddan ditawan oleh pasukan Muslimin dan suku wadan d haruskan taat lagi dalam membayar jizyah.
Setelah memenangkan peperangan lalu melanjutkan ekspedisi ke Fizzan. Negeri Fizzan saat itu dipimpin oleh Raja yang menyembah berhala sehingga Uqbah bin Nafi menyerangya hingga Raja ini tunduk dan mau mebayar jizyah 300 onta. Kemudian Uqbah menyuruh sebagian pasukan muslim untuk menetap di Fizzan untuk mendidik penduduk Fizzan prinsip dasar Agama Islam, hukum-hukumnya dan Bahasa Arab.
Setelah menundukan Fizzan, Uqbah melanjutkan ekspedisi ke Kota Khawar. Uqbah menyeru kepada penduduk Khawar agar memeluk Islam namun penduduknya menolak dan Uqbah pun menyeru penduduk kota agar membayar jizyah, namun hal itu juga ditolaknya. Uqbah lalu mengepung kota itu selaama satu bulan. Namun pengepungan ini tidak membuat penduduk Khawar menyerah. Uqbah membuat strategi meninggalkan kota itu selama berapa hari. Di rasanya aman oleh penduduk Khawar maka mereka pun keluar membuka pintu gerbang kota. Namun pasukan muslimin tetap mengintainya dari jalur lain yang sudah dikuasainya dan kemudian menyerang kota Khawar pada malam hari dengan taktik surprise (membawa pasukan yang sedikit) karena tidak mungkin membawa pasukan dalam jumlah banyak pada medang yang terjal. Uqbah pun berhasil menguasai kota Khawar.
Membangun Qairawan
Ketika Uqbah bin Nafi' sampai di Qairawan, mereka menetap di sana karena lembah ini subur banyak dihuni binatang melata dan tumbuhan. Mulailah Uqbah dan pasukanya membersihkan lembah tersebut dan membangu sebuah Masjid yang diberi nama Masjid Uqbah bin Nafi'. Pembangunan kota ini selama 4 tahun dan kemudian kota ini menjadi kota yang berkembang karena lokasi yang strategi sebagai jalur dagang antara Qariawan dan Mesir.
Uqbah Ibn Nafi dibunuh ketika dalam perjalanan pulang ke Qariawan selepas beliau dan pasukan musuhnya kembali daripada pertemuran di Algeria timur pada tahun 683 M. Kisah kepahlawanan Uqbah seyogianya menjadi panutan dalam perjuangan menegakkan kalimah Allah. Usaha dakwah yang ditunjukkan sepatutnya menjadi contoh di mana Uqbah sentiasa berusaha untuk mengajak manusia kembali kepada Islam tanpa mengira status dan martabat apapun mereka.
Pembebasan Mesir dan Lybia
Meskipun jumlah pasukan Amru bin Ash sedikit, namun mampu mengalahkan Pasukan Romawi sehingga Mesir di kuasai pasukan Muslimin. Hal tersebut tidak lain karena keikutsertaan Uqbah bin Nafi yang dikenal pandai berperang. Pada saat Amru bin Ash bergerak ke Alexandria, maka Uqbah memilih menjaga perbatasan Mesir guna menghadang jika pasukan Romawi kembali ingin mengusai Mesir.
Pada tahun 21 H, Amru bin Ash berhasil membebaskan Burqah secara damai dan para penduduknya dibebankan membayar Jizyah. Setelah membebaskan Burqah lalu Amru bin Ash bergerak ke daerah sekitar Burqah seperti Tripoli barat hingga Waddan dan Shabrah. Di bawah pasukan Amru bin Ash, pasukan muslim berhasil membebaskan Zuwailah secara damai dengan syarat mereka membayar jizyah.
Uqbah menetap di Burqah
Uqbah menetap di Burqah selama empat tahun dikarenakan ingin mengenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Burqah. Selain itu, Khilafah Umar juga menginginkan pasukan muslim agar jangan terlalu masuk ke Afrika dulu. Mereka di perintahkan agar beristirahat dulu guna mengumpulkan tenaga dan bantuan. Namun Khalifah Umar kemudian wafat digantikan Utsman bin Affan dan Utsman bin Afan memecat Amru bin Ash yang pada waktu itu menjabat Gubernur Mesir dan menggantinya dengan Abdullah bin Sa'id.
Pada saat Abdulah bin Sa'id menjabat Gubernur Mesir, dia mengirim surat kepada Khalifah Utsman bin Affan agar memberi izin untuk membebaskan Afrika. Gagasan tersebut didukung Khalifah Utsman bin Affan sehingga dikirimlah Ibnu Sarah pada tahun 26 H, untuk membebaskan Afrika. Dia bergerak ke Burqah membawa pasukan 20.000 orang dan bergabung dengan Uqbah bin Nafi yang sudah lama tinggal di Burqah, kemudian mereka bersama-sama bergerak ke Tripoli Barat. Di sana pasukan Muslim dengan Romawi terjadi pertempuran sengit hingga dimenangkan pasukan Muslimin. Setelah memenangkan pertempuran itu, Ibnu Sarah kembali ke Mesir dan Uqbah kembali ke Burqah.
Melanjutkan Ekspedisi
Uqbah bin Nafi tinggal di Burqah daerah perbatasan Afrika guna menjaga wilayah Afrika yang sudah dikuasai Muslim. Uqbah bin Nafi pun melakukan misinya dengan menertibkan suku-suku Barbar yang melanggar perjanjian dan membangkang. Dia tidak mau kompromi dengan para pembangkang karena Allah tidak pernah mau kompromi seperti dalam firmannya: "bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat masjid Haram. Maka selama mereka berlaku lurus kepadamu, hendaknya kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa." (At-Tubah (9):7)
Pada tahun 42 H, Uqbah melanjutkan ekspedisi ke kota Gadamis, dan berhasil mengusainya, setelah itu kota tersebut diserahkan kepada Umar bin Ali Al-Qurasyi dan Zuhairi bin Qais Al-Balwi. Kemudian Uqbah bin Nafi melanjutkan ekspedisi ke suku Waddan yang kembali murtad setelah sekian lama kaum Muslimin meninggalkanya. Karena terjadi perlawanan dari Suku Waddan maka terjadilah peperangan hingga Raja Suku Waddan ditawan oleh pasukan Muslimin dan suku wadan d haruskan taat lagi dalam membayar jizyah.
Setelah memenangkan peperangan lalu melanjutkan ekspedisi ke Fizzan. Negeri Fizzan saat itu dipimpin oleh Raja yang menyembah berhala sehingga Uqbah bin Nafi menyerangya hingga Raja ini tunduk dan mau mebayar jizyah 300 onta. Kemudian Uqbah menyuruh sebagian pasukan muslim untuk menetap di Fizzan untuk mendidik penduduk Fizzan prinsip dasar Agama Islam, hukum-hukumnya dan Bahasa Arab.
Setelah menundukan Fizzan, Uqbah melanjutkan ekspedisi ke Kota Khawar. Uqbah menyeru kepada penduduk Khawar agar memeluk Islam namun penduduknya menolak dan Uqbah pun menyeru penduduk kota agar membayar jizyah, namun hal itu juga ditolaknya. Uqbah lalu mengepung kota itu selaama satu bulan. Namun pengepungan ini tidak membuat penduduk Khawar menyerah. Uqbah membuat strategi meninggalkan kota itu selama berapa hari. Di rasanya aman oleh penduduk Khawar maka mereka pun keluar membuka pintu gerbang kota. Namun pasukan muslimin tetap mengintainya dari jalur lain yang sudah dikuasainya dan kemudian menyerang kota Khawar pada malam hari dengan taktik surprise (membawa pasukan yang sedikit) karena tidak mungkin membawa pasukan dalam jumlah banyak pada medang yang terjal. Uqbah pun berhasil menguasai kota Khawar.
Membangun Qairawan
Ketika Uqbah bin Nafi' sampai di Qairawan, mereka menetap di sana karena lembah ini subur banyak dihuni binatang melata dan tumbuhan. Mulailah Uqbah dan pasukanya membersihkan lembah tersebut dan membangu sebuah Masjid yang diberi nama Masjid Uqbah bin Nafi'. Pembangunan kota ini selama 4 tahun dan kemudian kota ini menjadi kota yang berkembang karena lokasi yang strategi sebagai jalur dagang antara Qariawan dan Mesir.
Uqbah Ibn Nafi dibunuh ketika dalam perjalanan pulang ke Qariawan selepas beliau dan pasukan musuhnya kembali daripada pertemuran di Algeria timur pada tahun 683 M. Kisah kepahlawanan Uqbah seyogianya menjadi panutan dalam perjuangan menegakkan kalimah Allah. Usaha dakwah yang ditunjukkan sepatutnya menjadi contoh di mana Uqbah sentiasa berusaha untuk mengajak manusia kembali kepada Islam tanpa mengira status dan martabat apapun mereka.