Sabtu, 09 April 2011

Dahsyatnya Perang Informasi

Dalam perjalanan dakwah, akan selalu ada musuh dakwah (individu atau kelompok) yang selalu berusaha melemahkan perjuangan umat Islam. Salah satu senjata yang mereka gunakan adalah perang informasi. Bentuknya beragam, mulai dari tasywih (pengaburan), disinformasi, brain washing sampai black propaganda. Qishshatu’l Ifki (cerita bohong) yang menyangkut Siti Aisyah ra, istri Nabi Muhammad saw, salah satu buktinya.

Contoh paling aktual, perang terhadap terorisme, yang sesungguhnya identik dengan perang melawan kebangkitan Islam dan kaum Muslimin, yang dilancarkan Amerika dan sekutunya. Mereka juga melancarkan informasi lewat media cetak maupun elektronik, legal maupun illegal. Sehingga terbentuklah opini yang menyesatkan, bahwa Islam identik dengan terorisme, dan terorisme identik dengan Islam.

Kehancuran Irak juga karena isu dan informasi keliru yang disulut oleh musuh-musuh Islam pimpinan Amerika Serikat yang waktu itu dikomandani George W Bush. Karenanya, di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi ini, Mukmin dituntut menguasai (saitharah), memilah (ikhtiar) dan memanfaatkan (istifadah) informasi secara maksimal dan optimal agar tidak terperosok dalam kubangan penyesalan yang berkepanjangan baik di dunia maupun di akhirat. Dan, cahaya keimanan menuntunnya untuk tegas menolak setiap informasi yang memanipulasi seraya mengatakan, “…ini jelas sebuah kebohongan yang direkayasa” (QS. An-Nur [24]: 12).