Betapa indahnya kebersamaan karena Allah, persaudaraan karena keimanan kita. Tali yang mengikat kita adalah kesatuan pemahaman dan kesamaan tujuan. Kebersamaan ini, yang pernah disinggung dalam beberapa sabda Rasulullah saw. Bahwa setiap muslim yang mengikhlaskan kecintaannya kepada saudaranya karena Allah, tanpa alasan lainnya, maka ia akan memperoleh pahala agung dan kerdhaan dari_nya. Allah Maha Besar… Bagi-Nya segala puji syukur sepenuh langit dan bumi, yang menuntun kita hingga di sini, sampai saat ini.
Saudaraku, dengarkanlah hadits-hadits dari kekasih Allah swt berikut ini, “sesungguhnya Allah berfirman di hari kiamat, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena Keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku di saat tak ada naungan lain kecuali naungan-Ku” (HR. Muslim). Pada kesempatan lain, Rasulullah saw mengatakan, “barangsiapa yang ingin mencicipi manisnya keimanan, hendaklah ia mencintai seseorang, yang tidak ia cintai kecuali karena Allah” (HR. Ahmad).
Dan dalam haditsnya yang lain beliau bersabda, “tidaklah seorang hamba Allah mencintai hamba Allah karena Allah, kecuali ia akan dimuliakan oleh Allah”. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mendapat naungan-Nya di hari itu… Jangan bosan dan jangan berhenti untuk terus membersihkan diri, karena sebenarnya, disanalah inti kekuatan ikatan kebersamaan kita. Kekotoran hati akan membuat kebersamaan kita menjadi gersang dan mudah tersulut. Sementara kebersihan hati membuat kebersamaan ini menjadi sejuk dan semakin kuat.
Saudaraku, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah menyebutkan, ada orang yang diberikan Allah surga di dunia kemudian ia memiliki simpanan kenikmatan surga di akhirat. Mereka disebut oleh Ibnul Qayyim sebagai raja akhirat dan orang yang paling bahagia di dunia. “Mereka orang-orang yang hatinya memandang kefakiran menjadi kekayaan bersama Allah. Memandang kekayaan sebagai kefakiran tanpa Allah. Memandang kemuliaan menjadi kehinaan bersama Allah. Memandang siksaan sebagai kenikmatan bersama Allah. Ia tak melihat kehidupan sebagai kebaikan, kecuali bersama Allah. Sebaliknya, hidup menjadi kematian, kesedihan, kesengsaraan dan kegelisahan selama tidak bersama Allah. Inilah orang-orang yang mendapatkan dua surga. Surga dunia yang didahulukan, dan surga hari kiamat di akhirat” (Al Fawaid/252).
Ya Allah, saksikan kebersamaan kami bersama-Mu di jalan ini. Kuatkan kami untuk tidak bercerai-berai saat mengalami kelapangan dan kesenangan. Satukan kami ketika menghadapi kesempitan dan kesulitan. Kami ingin memiliki sifat seperti yang diucapkan utusan-Mu, pemimpin kami, Rasulullah saw, “selama Engkau tidak murka kepadaku, aku takkan pernah peduli apa pun yang akan aku alami”.