Blora adalah kabupaten dimana kesenian ini dapat tumbuh dengan subur. Kesenian Barong atau lebih dikenal dengan kesenian Barongan sebenarnya kesenian khas Jawa Tengah. Barong singa adalah salah satu dari lima bentuk Barong. Di pulau Jawa, Madura dan Bali mempunyai roh pelindung untuk tanah dan hutannya masing-masing. Setiap Barong dari yang mewakili daerah tertentu digambarkan sebagai hewan yang berbeda. Ada Babi hutan, Harimau, Ular atau Naga, dan Singa. Kesenian Barongan adalah karakter dalam mitologi Jawa, Bali. Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam mitologi Jawa, Bali. Banas Pati Rajah adalah roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekor singa. Sendratari tradisional di Jawa dan Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan Rangda sangatlah terkenal dan sering dipertunjukkan sebagai atraksi wisata.
Akan tetapi dari beberapa daerah yang ada di Jawa kususnya di Jawa Tengah, Kabupaten Blora lah yang secara kuantitas, keberadaannya lebih banyak bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya. Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan.
Kesenian yang kini mulai diminati oleh semua kalangan ini, perlahan-lahan mampu bersaing dari gempuran budaya asing. Beberapa tradisi mensyaratkan di Kabupaten Blora, terdapat keterlibatan kesenian barongan di dalamnya. Tradisi lamporan adalah ritual tolak bala yang berasal dari Desa Kunden, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, misalnya, mengharuskan keterlibatan barongan. Bahkan, justru Singo Barong yang dianggap sebagai pengusir tolak bala. Tak mengherankan bila kesenian barongan sangat populer dan sangat lekat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di Kabupaten Blora. Mereka beranggapan bahwa barongan telah berhasil mewakili sifat-sifat kerakyatan mereka, seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, tegas, kekompakan, dan keberanian yang didasarkan pada kebenaran.
Barong dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas. Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga Gembong Amijoyo yang berarti harimau besar yang berkuasa.
Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu: Bujangganong / Pujonggo Anom Joko Lodro / Gendruwo Pasukan berkuda / reog Noyontoko Untub. Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara lain: Kendang, Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul. Seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Tokoh Singo Barong (singa raksasa) yang merupakan tokoh utama dalam kesenian barongan, merupakan visualisasi dari semangat para pejuang itu.
Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anom dan Singo Barong. (Eko Wahyu Budiyanto/CN37)
Kesenian yang kini mulai diminati oleh semua kalangan ini, perlahan-lahan mampu bersaing dari gempuran budaya asing. Beberapa tradisi mensyaratkan di Kabupaten Blora, terdapat keterlibatan kesenian barongan di dalamnya. Tradisi lamporan adalah ritual tolak bala yang berasal dari Desa Kunden, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, misalnya, mengharuskan keterlibatan barongan. Bahkan, justru Singo Barong yang dianggap sebagai pengusir tolak bala. Tak mengherankan bila kesenian barongan sangat populer dan sangat lekat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di Kabupaten Blora. Mereka beranggapan bahwa barongan telah berhasil mewakili sifat-sifat kerakyatan mereka, seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, tegas, kekompakan, dan keberanian yang didasarkan pada kebenaran.
Barong dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas. Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga Gembong Amijoyo yang berarti harimau besar yang berkuasa.
Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu: Bujangganong / Pujonggo Anom Joko Lodro / Gendruwo Pasukan berkuda / reog Noyontoko Untub. Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara lain: Kendang, Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul. Seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Tokoh Singo Barong (singa raksasa) yang merupakan tokoh utama dalam kesenian barongan, merupakan visualisasi dari semangat para pejuang itu.
Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anom dan Singo Barong. (Eko Wahyu Budiyanto/CN37)