Kamis, 27 Februari 2014

Mengenal Jatidiri dengan Wudhu

Seperti yang telah disampaikan terdahulu, bahwa manembah adalah konsekuensi utama yang dalam Islam disebut sholat selalu saja diawali dengan thoharoh yang biasa kita kenal dengan mengambil air wudlu. Tentu saja di dalam berwudlu disamping ada syarat dan rukun yang harus dipenuhi juga ada gerakan-gerakan yang mengandung esensi pengenalan diri secara jasmani bahkan lebih dalam lagi kita bisa memahami tentang berbagai nafsu di dalam diri kita. Dalam hal ini bukan syarat dan rukun wudlu yang akan kita bahas tetapi tentang gerakan-gerakan yang ada di dalam wudlu dan esensi yang terkandung di dalamnya dengan harapan kita bisa memulai untuk mengenali diri pribadi.
 
1. Membasuh kedua telapak tangan
Di dalam gerakan yang pertama ini, kita tersadar bahwa kita diberikan dua telapak tangan yang sudah semestinya kita gunakan sesuai dengan kehendak penciptaan yaitu agar bisa memberikan keberkahan hidup dan bukan kehancuran di muka bumi. Hal ini dijelaskan di dalam Al Quran "berbuat baiklah kamu sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan jangan buat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". Dari keterangan tersebut kita dapat mengambil pemahaman yang dapat diaplikasikan dalam hidup kita. Banyak konsep bagaimana supaya tangan kita membawa berkah dalam hidup ini, antara lain dengan ringan tangan menolong sesama dan bukan menganiaya, dengan banyak menanam tumbuh-tumbuhan dan bukan merusaknya, dengan banyak memungut sampah daripada membuang sampah dan seterusnya. Marilah kita renungkan bersama seandainya setiap orang yang berwudlu memahami dan mengaplikasikan hal tersebut dalam hidupnya maka betapa kesimbangan alam ini akan selalu terjaga dengan begitu indah.

2. Berkumur
Di dalam gerakan yang kedua ini kita disadarkan bahwa Allah sudah memberi kita mulut (lisan) tidak lain juga harus kita manfaatkan sesuai dengan kehendak penciptaan yaitu agar digunakan untuk banyak menyebut asma Alah, berbicara yang baik, memberi nasehat kepada sesama, tidak berkata dusta, tidak berkata kotor, tidak mengumpat, tidak memfitnah dan lain sebagainya. Seperti firman Allah dalam Al Quran "berbicaralah kamu sekalian dengan pembicaraan yang baik (benar)". Juga di dalam sabda Nabi Muhammad SAW "barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik atau diam". Di dalam sabda yang lain disebutkan "orang muslim adalah orang yang dengan perkataannya menyelamatkan orang lain". Sejauh mana kita sudah bisa mengaplikasikan esensi yang ada dalam berkumur. Apabila semua orang yang berwudlu memahami dan mengaplikasikan hal tersebut, betapa indahnya hidup ini karena tidak ada yang merasa direndahkan atau dilecehkan dan tidak ada yang merasa terhina, tidak ada percekcokan atau pertengkaran, tidak akan terjadi saling memfitnah dan mengumpat sehingga semua akan dapat hidup rukun dalam kebersamaan.

3. Membasuh hidung
Kita semua tau bahwa hidung adalah adalah pernapasan luar yang merupakan pintu keluar dan masuknya nafas dalam tubuh kita. Di dalam gerakan ini kita menyadari bahwa hidung yang kita miliki diharapkan untuk bisa menyerap energi positif yang ada di semesta ini agar masuk ke dalam tubuh kita sehingga terjadi oksidasi membentuk energi positif dalam diri kita yang akan menstimulan syaraf motorik dan membawa diri kita melakukan aktivitas yang baik dalam hidup. Saat nafas keluar diharapkan untuk bisa mengeluarkan sisa-sisa energi negatif yang ada dalam diri kita untuk kembali dibebaskan dan dinetralkan di semesta alam ini. Dalam hal ini nafas memberi sumbangan yang cukup besar dalam rangka membentuk sifat dan mental kita. Karena itu disarankan agar di dalam keluar masuknya nafas ada saat kita selalu ingat kapada Sang Pencipta (dzikir). Dengan nafas yang senantiasa diringi dengan dzikir diharapkan akan dapat membentuk jiwa-jiwa yang tenang dalam diri manusia, seperti disebutkan dalam Al Quran "dan ingat-ingatlah bahwa hanya dengan berdzikir akan terbentuk ketenangan jiwa (tathma-innul qulub)". Dalam sabda Nabi disebutkan "sebaik-baik kamu adalah yang beriman kepada Allah dan paling banyak berdzikir". Apakah nafas kita sudah disertai dengan dzikir? mari kita melihat ke dalam diri kita masing-masing dengan harapan akan ada perbaikan demi mencapai nilai positif lebih banyak lagi dalam hidup ini.

Sumber : http://goo.gl/QGscsy