Al-Zarqali adalah seorang ahli matematika sekaligus astronom termasyhur dari Toledo, Spanyol. Ia bernama lengkap Abu Ishaq Ibrahim Ibnu Yahya al-Zarqali. Tokoh yang lahir pada tahun 1029 M ini biasa disebut Arzachel oleh masyarakat Barat. Di dunia Islam, ia dikenal dengan nama al-Zarqalluh atau al-Zarqallah. Kontribusinya bagi pengembangan astronomi modern sungguh sangat tak ternilai. Ia tak hanya menciptakan peralatan astronomi yang terhitung canggih pada zamannya, namun juga sederet teori penting. Maka tak heran jika kemudian masyarakat astronomi modern mengabadikan namanya sebagai nama salah satu kawah di bulan.
Nama al-Zarqali tercatat bersama 23 ilmuwan muslim kenamaan lainnya yang diakui oleh dunia sains modern. Pada akhir abad kesebelas M, al-Zarqali menemukan bahwa orbit planet adalah berbentuk bidang elips atau lonjong, bukan sirkular. Pada 1060 M, al-Zarqali membuat perangkat observatorium astronomi yang didedikasikan untuk Yahya Ibnu Abi Mansur. Awalnya, al-Zarqali memang bekerja dengan membuat peralatan untuk para ilmuwan lain karena karya ciptanya yang luar biasa memang berhasil mengundang ketertarikan dari para ilmuwan lain. Dictionary of Scientific Biography menyebutkan bahwa pada tahun 1062 M, al-Zarqali tercatat sebagai anggota perkumpulan para ilmuwan di Andalusia.
Setelah berhasil menyejajarkan dirinya dengan para ilmuwan besar lainnya, al-Zarqali tak lagi menciptakan peralatan untuk para saintis lain. Beliau mulai menciptakan penemuan untuk dirinya sendiri. Bahkan, al-Zarqali pun juga mengajarkan ilmu otodidak yang dikuasainya. Sejak saat itulah, dia kemudian dikenal sebagai seorang ilmuwan terkemuka di Andalusia. Salah satu penemuan al-Zarqali yang paling fenomenal adalah metode pembuatan jam di Toledo. Jam yang diciptakannya itu masih bisa berfungsi hingga tahun 1135 M. Penemuannya itu kemudian menarik perhatian Raja Alphonso IV yang kemudian, secara khusus, berupaya mencari tahu bagaimana jam yang diciptakan al-Zarqali itu bekerja. Selain berhasil menciptakan jam air yang sangat mengagumkan, al-Zarqali juga mampu membuat astrolabe yang diciptakannya tergolong paling bagus di antara astrolabe-astrolabe lain yang pernah dibuat sebelumnya maupun yanng dibuat pada masa itu.
Astrolobe ciptaannya juga bisa digunakan untuk mengamati siklus zodiak. Selain itu, perangkat itu juga didesain secara khusus untuk bisa digunakan dalam mengukur garis lintang dan memproyeksikan letak ekuator. Teknologi astrolobe yang dibuatnya juga bisa digunakan untuk menentukan perjalanan jam atau waktu. Selama berabad-abad, karyanya yang fenomenal, yakni Tabel Toledo, begitu dikagumi Masyarakat Kristen di Barat. Karyanay ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona. Karyanya al-Zarqali itu mampu bertahan dan terus digunakan selama lebih dari dua abad berikutnya.
Pengaruh al-Zarqali yang begitu kuat telah membuat penyusunan tabel-tabel astronomi lainnya di Eropa merujuk pada hasil pengukuran al-Zarqali. Tabel Marseilles yang didasarkan pada Tabel Toledo buatan al-Zarqali juga diadaptasi ke meridian London, Paris dan Pisa. Raymond dari Merseilles merupakan salah satu tokoh yang pertama kali mengadaptasi tabel al-Zarqali di Eropa, yakni di kota Marseilles. Leopold dari Austria juga tercatat sebagai astronom Austria yang juga terpengaruh dengan pemikiran al-Zarqali. Tak cuma itu, Tablas Alfonsinas yang dibuat Alfonso juga disusun berdasarkan pada hasil kerja al-Zarqali.
Selain berhasil menemukan fakta bahwa orbit planet itu adalah berbentuk elips (bukan sirkular), al-Zarqali juga mampu mengoreksi data geografis yang dibuat Ptolemeus. Secara khusus, dia mengoreksi pannjang Laut Mediterania. Al-Zarqali juga mampu menemukan sejumlah fakta penting terkait rahasia langit, seperti planet, bintang, bulan dan matahari. Penemuan-penemuan yang diciptakannya ditulis dalam kitab berjudul al-Safiha al-Zarqaliya alias Azafea. Dalam risalah itu, tercatat juga sejumlah penemuannya yang lain seperti astrolobe universal, tabel 29 bintang serta perangkat-perangkat lainnya.
Dalam catatannya, al-Zarqali mengungkapkan adanya observatorium yang juga dibangun di Toledo serta Cordoba. Observatorium yang dibangun di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah Spanyol itu diyakini telah menggunakan peralatan astronomi yang tercanggih di zamannya. Beberapa di antaranya merupakan cipataan al-Zarqali. Al-Zarqali tutup usia pada tahun 1087 M. Meski begitu, buah pikir dan karya-karyanya terus memberi inspirasi bagi ilmuwan lain terutama di Eropa.
Setelah berhasil menyejajarkan dirinya dengan para ilmuwan besar lainnya, al-Zarqali tak lagi menciptakan peralatan untuk para saintis lain. Beliau mulai menciptakan penemuan untuk dirinya sendiri. Bahkan, al-Zarqali pun juga mengajarkan ilmu otodidak yang dikuasainya. Sejak saat itulah, dia kemudian dikenal sebagai seorang ilmuwan terkemuka di Andalusia. Salah satu penemuan al-Zarqali yang paling fenomenal adalah metode pembuatan jam di Toledo. Jam yang diciptakannya itu masih bisa berfungsi hingga tahun 1135 M. Penemuannya itu kemudian menarik perhatian Raja Alphonso IV yang kemudian, secara khusus, berupaya mencari tahu bagaimana jam yang diciptakan al-Zarqali itu bekerja. Selain berhasil menciptakan jam air yang sangat mengagumkan, al-Zarqali juga mampu membuat astrolabe yang diciptakannya tergolong paling bagus di antara astrolabe-astrolabe lain yang pernah dibuat sebelumnya maupun yanng dibuat pada masa itu.
Astrolobe ciptaannya juga bisa digunakan untuk mengamati siklus zodiak. Selain itu, perangkat itu juga didesain secara khusus untuk bisa digunakan dalam mengukur garis lintang dan memproyeksikan letak ekuator. Teknologi astrolobe yang dibuatnya juga bisa digunakan untuk menentukan perjalanan jam atau waktu. Selama berabad-abad, karyanya yang fenomenal, yakni Tabel Toledo, begitu dikagumi Masyarakat Kristen di Barat. Karyanay ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona. Karyanya al-Zarqali itu mampu bertahan dan terus digunakan selama lebih dari dua abad berikutnya.
Pengaruh al-Zarqali yang begitu kuat telah membuat penyusunan tabel-tabel astronomi lainnya di Eropa merujuk pada hasil pengukuran al-Zarqali. Tabel Marseilles yang didasarkan pada Tabel Toledo buatan al-Zarqali juga diadaptasi ke meridian London, Paris dan Pisa. Raymond dari Merseilles merupakan salah satu tokoh yang pertama kali mengadaptasi tabel al-Zarqali di Eropa, yakni di kota Marseilles. Leopold dari Austria juga tercatat sebagai astronom Austria yang juga terpengaruh dengan pemikiran al-Zarqali. Tak cuma itu, Tablas Alfonsinas yang dibuat Alfonso juga disusun berdasarkan pada hasil kerja al-Zarqali.
Selain berhasil menemukan fakta bahwa orbit planet itu adalah berbentuk elips (bukan sirkular), al-Zarqali juga mampu mengoreksi data geografis yang dibuat Ptolemeus. Secara khusus, dia mengoreksi pannjang Laut Mediterania. Al-Zarqali juga mampu menemukan sejumlah fakta penting terkait rahasia langit, seperti planet, bintang, bulan dan matahari. Penemuan-penemuan yang diciptakannya ditulis dalam kitab berjudul al-Safiha al-Zarqaliya alias Azafea. Dalam risalah itu, tercatat juga sejumlah penemuannya yang lain seperti astrolobe universal, tabel 29 bintang serta perangkat-perangkat lainnya.
Dalam catatannya, al-Zarqali mengungkapkan adanya observatorium yang juga dibangun di Toledo serta Cordoba. Observatorium yang dibangun di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah Spanyol itu diyakini telah menggunakan peralatan astronomi yang tercanggih di zamannya. Beberapa di antaranya merupakan cipataan al-Zarqali. Al-Zarqali tutup usia pada tahun 1087 M. Meski begitu, buah pikir dan karya-karyanya terus memberi inspirasi bagi ilmuwan lain terutama di Eropa.