Senin, 27 Januari 2014

Piri Reis, Cendekia Pembuat Peta Greenland

Peradaban Islam pernah memiliki seorang ahli geografi dan kartografer (pembuat peta) terkemuka pada abad keenam belas. Kartografer piawai kebangsaan Kekhalifahan Turki Usmani itu bernama Piri Reis. Ia lahir pada 1465 Masehi di Gallipoli, Turki--yang merupakan wilayah pesisir pantai--dan wafat pada 1554 M. Piri reis bernama lengkap Hadji Muhiddin Piri Ibnu Hadji Mehmed. Sejak dini ia sudah bergelut dengan pantai dan kebiasaan untuk berlayar. Tak heran ketika umurnya baru 12 tahun, ia telah bergabung bersama pamannya Kemal Reis, seorang laksamana terkenal kala itu.
 
Meski masih belia, rupanya ia memiliki pengetahuan ilmu bumi yang luar biasa banyak. Ia tak merasa gamang ikut berlayar bersama pamannya. Dan, masa-masa itu menjadi awal kariernya dalam mengarungi lautan dan samudera bersama Kemal Reis. Akhirnya, Piri mulai bekerja di Angkatan Laut Kekhalifahan Turki Ustmani pada 1481 M. Pada saat melakukan ekspedisi bersama Angkatan Laut Turki Ustmani, Piri ikut bertarung melawan pasukan angkatan laut Kerajaan Spanyol, Genoa, dan Venezia.

Selain mumpuni dalam mengarungi hamparan air nan luas, ia juga piawai menuangkan rekaman perjalanannya ke dalam sebuah karya monumental. Bahkan karyanya ini menjadi panduan penting dalam dunia geografi dan ilmu pelayaran. Jejak hidup Piri mulai banyak diperbincangkan ketika para sejarawan menemukan peta dunia yang dibuatnya pada 1513 M. Peta dunia yang disusun Piri Reis itu ditemukan di Istana Topkapi Istanbul pada tahun 1929 M. Hal yang paling menakjubkan adalah bahwa peta buatan Piri itu juga menampilkan peta Amerika di zaman kuno.

Selain itu, peta buatan Piri Reis ini juga begitu fenomenal. Dalam peta dunia pertamanya, Piri berhasil menampilkan sebuah peta dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dalam hal penggambaran jarak dan posisi antarbenua di dunia. Posisi benua Afrika dan Amerika dibuat demikian mendetail dan teliti, termasuk memasukkan gambar Amerika Selatan. Tak hanya itu, posisi-posisi benua maupun negara-negara digambarkan dengan letak yang akurat. Sejumlah ahli mengatakan, Piri membuat peta dunia pertamanya dengan mengambil pusat peta dunia di Sahara.

Pada 1528 M, Piri membuat peta dunianya yang kedua dengan menggambarkan Greenland dan Amerika Utara, dan bagian dari Amerika Tengah. Rupanya Piri juga memiliki koleksi peta buatan Christopher Columbus. Ia mendapatkan peta tersebut dari pamannya saat sang paman bertempur dengan pasukan Spanyol.

Saat liburan, Piri menuangkan rekaman dari semua perjalanannya selama ini ke dalam sebuah karya hingga pada 1513, ia berhasil membuat sebuah peta dunia yang akurat. Dalam karyanya itu, ia memetakan Lautan Atlantik beserta wilayah-wilayah pantai di Eropa. Karyanya itu diberi tajuk I-Bahriye (Buku Tentang Navigasi) dan tulisan ini merupakan sebuah karya monumental bagi dunia kelautan.

Kitab I-Bahriye merupakan salah satu karya Piri yang sangat legendaris. Kitab tersebut berisi informasi tentang pelabuhan-pelabuhan utama, laut, teluk, semenanjung, tanjung, berbagai pulau, selat, juga tempat-tempat peristirahatan di Laut Mediterania. Piri juga menuliskan informasi mengenai kaitan antara astronomi dengan navigasi dan juga tentang berbagai macam teknik navigasi di lautan. Ditambah lagi, terdapat informasi mengenai orang-orang lokal dari setiap negara yang berada di sekitar Laut Mediterania, termasuk juga budaya lokalnya.

Dalam kitab tersebut terdapat sebanyak 290 buah peta. Kitab ini terbagi menjadi dua bagian penting. Bagian pertama berisi tentang tipe-tipe badai di laut, teknik menggunakan kompas, juga informasi tentang pelabuhan dan pantai-pantai serta teknik navigasi berdasarkan bintang dan karakteristik samudra-samudra utama di dunia. Bagian kedua berisi tentang petunjuk pelayaran. setiap topik dilengkapi dengan gambar peta tentang pulau maupun pantai.

Kopian pertama kitab ini banyak ditemukan di berbagai perpustakaan dan museum di seluruh dunia. Dengan kenyataan ini, Piri Reis juga telah memberikan kontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan, terutama Geografi dan Nautika atau Ilmu Pelayaran. Ilmu yang mereka kembangkan tidak hanya berguna bagi kalangan Islam, namun juga digunakan secara universal. Piri Reis telah menorehkan prestasi besar dengan karyanya I-Bahriye yang masih menjadi panduan berlayar bagi orang-orang setelahnya.