Suatu hari Abu Bakar Ash Shidiq keluar dari rumahnya dalam keadaan gelisah di tengah panas terik matahari. Ketika sampai di masjid, ia melihat sahabat Umar bin Khaththab datang dalam keadaan yang sama. Umar lalu bertanya kepada Abu Bakar,”Mengapa engkau berada di sini?”
“Aku di sini karena lapar,” jawab Abu Bakar.
“Demikian juga yang menyebabkan aku datang ke sini,” kata Umar.
Lalu keduanya terus berbincang-bincang sampai kemudian Rasulullah SAW datang menghampiri mereka dan mengucap salam.
“Untuk apa engkau berdua datang ke sini?” Tanya Rasulullah SAW kepada mereka.
“Ya Rasulullah, kami sedang menderita kelaparan,“ jawab salah seorang di antara mereka.
Rasulullah SAW tersenyum wajahnya berseri. Beliau lalu bersabda, ”Demikian juga yang menyebabkan aku datang ke sini.”
Tak lama kemudian mereka bertiga pergi ke rumah salah seorang sahabat, Abu Ayub Al-Anshari. Namun saat itu Abu Ayub tidak berada di tumah, dan mereka disambut oleh istri Abu Ayub dengan perasaan hormat dan senang.
“Ke manakah Abu Ayub,” tanya Rasulullah SAW.
“Baru saja ia pergi tapi akan segera pulang,” jawab istri Abu Ayub.
Memang benar apa yang dikatakan oleh istrinya, tak berapa lama kemudian Abu Ayub pulang.
Ketika melihat Rasulullah bersama dua sahabat berada di rumahnya, ia sangat gembira. Ia lalu meletakan sejumlah kurma di hadapan Rasulullah SAW.
“Mengapa engkau membawa sejumlah kurma yang sebagian mentah dan sebagian lagi masak? Bukankah lebih baik jika engkau mengambil yang masaknya saja?” kata Rasulullah SAW kepada Abu Ayub.
“Aku membawa semuanya agar kita dapat memilih yang mana yang disukai.” (Karena ada orang yang senang dengan kurma masak, ada juga yang senang dengana kurma masih mentah).
Kemudian Abu Ayub pergi untuk menyembelih seekor kambing muda, separuh dagingnya digoreng, dan separuhnya digulai. Segera ia menghidangkannya ke hadapan Rasulullah SAW.
Beliau lalu mengambil sepotong roti dan sedikit daging, kemudian diserahkannya kepada Abu Ayub dan berkata, ”Makanan ini hendaknya engkau berikan kepada anak kesayanganku, Fatimah. Karena ia sudah beberapa hari ini tidak mendapatkan makanan.”
Mendapat perintah dari beliau, Abu Ayub langsung segera pergi menuju rumah Fatimah, untuk memberikan roti dan daging kambing yang telah dimasak itu.
Sementara itu, Rasulullah SAW dan kedua sahabatnya menyantap makanan yang sudah disajikan.
Setelah selesai makan, Rasulullah SAW bersabda, “Roti, daging dan aneka jenis buah kurma ini adalah nikmat Allah SWT.”
Kemudian dengan meneteskan air mata, beliau melanjutkan, ”Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, ini semua adalah nikmat Allah SWT yang akan ditanya pada hari kiamat.”
Para sahabat memperoleh kenikmatan itu dalam keadaan yang sangat membutuhkannya. Karena itu mereka merasa heran, mengapa kenikmatan yang diperoleh dalam keadaan demikian pun akan ditanya.
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Mensyukuri nikmat-nikmat Allah SWT itu diwajibkan. Oleh karena itu, apabila kalian menikmati hidangan makanan, minuman mulailah dengan mengucap bismillah dan selesai makan, hendaknya membaca,” ”Alhamdulillahilladzi asba’ana wa an’ama ‘alaina wa afdhala”(Segala puji bagi Allah, yang telah mengenyangkan kami dan memberikan kami kenikmatan yang sangat banyak). Dengan membaca doa ini, kalian bersyukur kepada Allah.” (HR At-Thahawi dari Abu Salamah, Musykilil Aatsari).